Kestabilan
suatu peralatan atau sistem secara umum dapat didefenisikan sebagai
probabilitas suatu alat atau sistem untuk menyelenggarakan tujuannya secara
cukup untuk periode waktu tertentu dan kondisi operasi tertentu ".
Dari defenisi diatas untuk melakukan
analisa kestabilan terhadap keandalan suatu system maka terdapat empat unsur yang penting di analisa.
Ø Probabilitas
Ø Kecukupan
performance
Ø Waktu
Ø Kondisi
operasi
Untuk
kepentingan konsumen dalam penyaluran listrik yang handal, factor utama yang
dijadikan tolok ukur adalah frekuensi dari gangguan, durasi dari tiap gangguan
dan harga suatu tempat konsumen atas suplay listrik pada saat suplay tidak
tersedia.
Faktor
yang Mempengaruhi Keandalan Sistem Distribusi
Keandalan sebuah sistem
distribusi pada dasarnya ditentukan oleh hal‑hal sebagai berikut :
Ø Konfigurasi
dari sistem distribusi
Ø Keandalan masing – masing komponen yang menyusun
sistem distribusi tersebut.
Ø Pengaturan
operasi saluran distribusi
Sistem
distribusi dengan konfigurasi tertentu dapat lebih andal dari sistem distribusi
konfigurasi lain, walaupun masing‑masing mempunyai komponen yang sama. Makin
andal suatu konfigurasi, maka biayanya juga semakin mahal. Hal ini misalnya
dapat dilihat pada sistem konfigurasi radial dan sistem konfigurasi spindle,
dimana sistem konfigurasi spindle lebih andal, karena dilengkapi dengan gardu
hubung dan express feeder sehingga memungkinkan gardu distribusi salah satu feeder
disuplai oleh express feeder, tetapi dengan sendirinya investasi yang harus
ditanamkan lebih mahal yaitu untuk biaya gardu hubung dan express feeder terse
but. Sedangkan keandalan dari masing ‑ masing komponen distribusi tersebut
dapat dilihat dari kegagalan yang terjadi dari komponen itu sendiri.
Terjadinya kegagalan
komponen distribusi dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang antara lain
a)
Faktor
dalam yaitu kegagalan yang terjadi karena kondisi komponen
itu sendiri seperti sarnbungan kabel yang tidak sernpurna, isolasi buruk dan
lain‑lain.
b)
Faktor
luar : yaitu kegagalan yang terjadi diluar seperti
tingginya kelembaban pada gardu, pencemaran udara, dan lain‑lain.
Disamping hal‑hal yang
tersebut diatas tadi, ada pula faktor‑faktor diluar sistem distribusi yaitu
terjadinya gangguan pada transmisi sehingga akan mempengaruhi keandalan sistem
distribusi yang telah mempunyai keandalan yang tinggi sekalipun.
Parameter
Keandalan Sistem Distribusi
Untuk menentukan
keandalan sebuah sistem distribusi tenaga listrik, terlebih dahulu memahami
beberapa pengertian dasar yang berkaitan dengan keandalan yaitu gangguan
pemutusan daya dan laju kegagalan.
Gangguan
Menggambarkan keadaan
suatu komponen pada saat komponen itu tidak dapat melaksanakan fungsinya
disebabkan adanya beberapa kejadian yang berhubungan secara langsung dengan
komponen itu.
Suatu gangguan pada
sistem. distribusi dapat menyebabkan pemutusan pelayanan dalam waktu singkat
maupun lama tergantung konfigurasi sistem distribusi yang bersangkutan.
Gangguan ini.
dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu gangguan paksa transient, gangguan paksa
menetap dan gangguan terjadual.
Ø Gangguan
paksa transient adalah gangguan komponen yang
penyebabnya dapat diatasi segera. oleh komponen itu sendiri, sehingga kornponen
yang gagal tersebut segera berfungsi kembali. Waktu pemutusan pelayanan terjadi
relatif singkat.
Ø Gangguan
paksa menetap
adalah
gangguan pada komponen yang penyebabnya tidak dapat dengan segera diatasi oleh
komponen itu sendiri, tetapi harus diperbaiki atau diganti untuk mengembalikan
fungsinya yang semula. Waktu pemulihan akibat gangguan ini cukup lama.
Ø Gangguan
terjadwal
adalah
gangguan yang disebabkan oleh komponen sistem yang sengaja dilepas dari
pelayanan pada periode waktu yang telah ditentukan. Misalnya rehabilitasi atau
pemasangan komponen baru. Gangguan jenis ini masih dapat ditunda, diluar
keadaan ini disebut gangguan paksa.
Pemutusan
daya
Adalah terhentinya
penyaluran catu daya pada konsumen atau fasilitas lainnya yang diakibatkan satu
atau lebih komponen yang terganggu dari konfigurasi sistem
Laju
kegagalan
Adalah banyaknya
kegagalan yang terjadi persatuan waktu, biasanya dalam kegagalan pertahun
LAJU
KEGAGALAN KOMPONEN SISTEM
Setiap komponen pada dasarnya
mengikuti pola kecepatan/laju kegagalan standar terhadap waktu. Pola ini
diperlihatkan lebih jelas pada gambar dibawah ini yang sering disebut sebagai
kurva bak mandi (bath‑tub curve)
Tingkat kegagalan
1
|
2
|
3
|
Debugging
|
Normal
|
Wear Out
|
Waktu
|
Gbr.1. Karakteristik kehidupan
komponen
Dari gambar diatas terlihat ada tiga daerah kegagalan
sebagai berikut :
(1). Daerah kegagalan awal (debugging)
Pada saat sistem
atau komponen listrik mulai dioperasikan, angka kegagalannya cukup besar. Ini
disebabkan karena kesalahan perencanaan atau kurang telitinya pemasangan sistem
atau komponen listrik. Kegagalan ini akan
menurun dengan bertambahnya waktu, sedangkan kegagalan terbesar adalah
pada saat sistem atau komponen dicoba.
(2).
Daerah operasi normal
Pada
daerah ini laju kegagalan adalah konstan dan kegagalan yang terjadi berlangsung
secara acak. Untuk, komponen‑komponen elektromekanis, daerah ini relatif pendek
dibanding dengan komponen elektronik. Pada pembahasan selanjutnya daerah inilah
yang akan dilakukan perhitungan keandalan
(3).
Daerah kegagalan akhir ( wear out)
Pada
daerah ini diperlihatkan kegagalan yang membesar dibanding dengan umur
operasinya. Hal ini disebabkan karena semakin tuanya umur sistem atau komponen
listrik.
Komponen‑komponen
sistem tenaga listrik seperti : motor, generator, transformator dan lain‑lain
dapat dijaga agar berada pada daerah kerja normal dengan umur ekonomis yang
panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemeliharaan secara teratur dan
teliti, dimana elemen‑elemen mekanik serta isolasi
isolasi
yang ada tidak berada pada daerah, yang jenuh sebelum elemen‑elemen itu
diganti.
Dalam studi untuk
menghitung keandalan sistem distribusi tenaga listrik ini diambil parameter-parameter
pendukung lainnya yaitu
Ø Laju
kegagalan
Ø Lama
kegagalan
Ø Waktu
pemutusan pelayanan waktu perbaikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar