Rabu, 23 November 2011

Manhaj Perubahan


Muqaddimah
Hal yang perlu direnungkan
1.      Apakah kita pasrah dengan keadaan ini (problematika ummat Islam) dengan asumsi bahwa tidak mungkin Allah membiarkan ummat ini terus menerus dalam keterpurukan???, tidak mungkin Allah membiarkan Al qur’an terpuruk karena Allah akan senantiasa menjaganya???
Pelajaran penting!!! Bagaimana sikap Abdul Muthalib ketika Ka’bah diserang oleh Abraham?
Abdul Muthalib menyerahkan penjagaan ka’bah kepada Allah semata. Tapi jika hal tersebut menjadi contoh bagi kita, apakah kita yakin akan datangnya pertolongan Allah ketika kita tidak bergerak? Allah akan menurunkan pertolongnNYa ketika hambaNya berusaha untuk berubah.
2.      Mengapa Allah memerintahkan Rasulullah untuk melakukan peperangan, sedangkan kita fahami bahwa Allah telah memberikan jaminan bahwa Allah akan menurunkan pertolongan kepada kaum muslimin.
Sejarah perang Badar…
Pentingnya usaha untuk mendapatkan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Bagaimana kita menjadi dewasa dalam menghadapi masalah-masalah yang ada…
Content
Attaggir/perubahan untuk saat ini adalah sesuatu hal yang mesti dilakukan.
bukankah Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai kaum tersebut berusaha untuk berubah?
Tetapi yang perlu kita cermati adalah bagaimana bentuk perubahan itu dan bagaiman metode kita untuk merubah?
Jadi prinsip perubahan kita adalah berdasar atas manhaj perubahan yang dilakukan oleh Rasulullah, yaitu dengan cara setahap demi setahap dengan toriqah yang ada.

Sejak terpuruknya kaum muslimin, perubahan yang dilakoni kebanyakan kaum muslimin hari ini adalah dengan 2 bentuk :
1.      Perubahan dengan jalur kepemimpinan (Al Qiyadah)
2.      Perubahan melalui jalur bawah ( Al Qaidah)
Bagaimana perbedaan antara keduanya?
Kisah kaum Nabi Musa Alaihissalam dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
QS. Al Maidah: 20-26

 
20.  Dan (Ingatlah) ketika Musa Berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".
21.  Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang Telah ditentukan Allah bagimu[409], dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.
22.  Mereka berkata: "Hai Musa, Sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah Perkasa, Sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya".
23.  Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah Telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman".
24.  Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, Karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya kami Hanya duduk menanti disini saja".
25.  Berkata Musa: "Ya Tuhanku, Aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu".
26.  Allah berfirman: "(Jika demikian), Maka Sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu."
Bandingkan dengan kaum nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, yang ketika Rasulullah Mengajaknya untuk menyeru kepada Islam maka para pengikut beliau senantiasa menjadi orang yang menjadi pendukung Rasulullah.  Dan kisah dakwah Rasulullah di Thaif. 
Dari kisah di atas maka bisa dilihat bahwa Nabi Musa adalah sosok pemimpin yang ideal namun tidak berhasil untuk mendakwahi kaumnya, sehingga bisa ditarik satu kesimpulan bahwa kepemimpinan yang handal bukan suatu hal yang paling mendasar untuk  bisa mengokohkan ummat ini
1.      Metode Alqiyadah
Metode ini akan menggunakan:
a.      Jalur kekerasan (anfu)
Kelemahan jalur ini.
·         Pengorbanan / menumpahkan darah kaum muslimin yang diharamkan oleh Allah
·         Rusaknya pencitraan Al Islam
·         Kita akan menempuhnya dengan jalan yang sangat panjang.
·         Kita akan mendapatkan tekanan-tekanan yang sangat hebat dari dakwah ini, dan berimbas kepada orang yang lain pula, bahkan kepada orang yang tidak terlibat dalam hal tersebut.

b.      Jalur perdamaian (Tariqussilmi)
Khususnya di Indonesia taraiqoh ini menggunakan jalur parlemen. Namun belum ada sejarah sampai hari ini adanya perubahan yang signifikan yang dapat dilihat melalui jalur ini.
Dampaknya:
·         Terpengaruhnya orang-orang yang melakoni jalur ini bukannya mampu mempengaruhi.
Tariqoh yang bisa lebih memberikan jaminan untuk perubahn ummat ini adalah At Taqgiru Al Qaidah, yaitu melalui orang-orang yang dipimpin.

2.      At Taqgiru Al Qaidah
Dua jalan yang ditempuh untuk jalur ini adalah
1.      Dakwah
2.      Tarbiyah
 Jalur yangdiharapkan melahirkan Generasi 5:54,
1.      Mencintai Allah dan dicintai Allah
2.      Keras terhadap orang kafir dan lemah lembut terhadap kaum muslimin
3.      Berjihad fiisabilillah dan tidak gentar dengan cemoohan orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar