Senin, 01 Juni 2020

New Normal - Tata Dunia Baru


Di tengah kegabutan WFH dan segala rangkaiannya dan kepuyengan membaca paper untuk keperluan penelitian sampai akhirnya bolak balik membuka medsos yang sebenarnya di tutup beberapa detik yang lalu… hemh kegabutan ini membuat kita menjadi semakin pikun. 😊 Walaupun sebenarnya jauh dilubuk hati terdalam gabut bukan lah alasan, karena telah berderet file paper yang menunggu antrian untuk dibaca, setumpuk list to do yang hanya mendapat kerlingan mata, file word yang masih putih dan hanya tertulis satu kata “latar belakang” yang setiap kali ditatap akan mengundang jari untuk mengklik ikon bola merah kuning hijau yang akhirnya kembali terdampar di aplikasi berwarna biru….(hahh)

Satu hal yang menyebabkan blog ini kembali di isi sejak sekian lama diabaikan yaitu adanya pembahasan yang cukup menggelitik nalar dan mengingatkan saya tentang buku yang pernah saya baca bertahun tahun yang lalu… banyak hal yang menjadi isu bahkan sebagian besar pengguna medsos turut membicarakan tentang masalah covid 19 tapi saya termasuk orang yang sangat menghindari menulis opini tentang pandemi ini selain karena memang topik ini bukan bidang saya juga karena saya menganggap hal yang paling baik untuk masalah ini adalah dengarkan apa kata ahli, pemerintah dan para ulama. Isu yang menggelitik tadi yang menyebabkan saya beberapa kali menulis di kolom “apa yang anda pikirkan sekarang” kemudian kembali menghapusnya adalah tentang istilah “new normal”…

Istilah New Normal yang digunakan oleh pemerintah untuk menamai kondisi normalisasi pasca PSBB digambarkan sebagai kondisi untuk menjalani kehidupan sehari hari sebagaimana biasa dengan mengikuti protokol penanganan pandemic. Ada banyak perdebatan baik yang pro maupun yang kontra dengan kebijakan ini, baik itu metodenya maupun timing eksekusinya yang dianggap terlalu premature untuk diterapkan. Tapi saya tidak akan membicarakan itu, saya akan focus ke penggunaan istilah new normal dan alih Bahasa yang digunakan yang menyebabkan terlintasnya beberapa judul buku yang sempat saya baca…

New Normal dalam beberapa artikel ataupun media diartikan dalam bahasa Indonesia “Tata Dunia Baru”, istilah yang sudah lama saya dengar namun dengan alih Bahasa yang berbeda… Pertanyaan saya yang mendasari tulisan ini adalah Mengapa menggunakan istilah Tata Dunia Baru?  
Dalam Bahasa Inggris Tata Dunia Baru adalah New World Order dan memiliki istilah dalam Bahasa lain “Ordo Nouvus Selerum”.  Beberapa buku yang saya ketahui menggunakan istilah ini adalah
  1.  buku “Codex” yang beberapa tahun lalu diterbitkan dan mengundang kontroversi  
  2. buku “New World Order” tulisan A. Ralph Epperson, seorang peneliti sejarah konspirasi dunia
  3.  Sequel buku “The Davinci Code” yang terdiri dari beberapa judul buku karangan Don Brown yang sarat dengan teori konspirasi dan kontroversi.

Buku - buku ini membahas tentang istilah yang sama dengan tujuan yang sama, jadi saya menganggap mereka merujuk pada sesuatu yang sama. Dalam buku dibahas bahwa New Word Order adalah suatu kondisi terbaik di mana bumi bisa memberikan segala kebutuhan kepada manusia dengan baik dan itu bisa di lakukan jika apa yang bisa disediakan oleh bumi itu seimbang dengan jumlah manusia yang dilayani oleh bumi.

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, terjadi banyak pro dan kontra sejak covid 19 ini hadir, termasuk sebagian pendapat yang menyatakan bahwa covid 19 merupakan salah satu agenda konspirasi.

Jika pemerintah ingin meredam pemikiran masyarakat bahwa covid 19 ini adalah sebuah konspirasi, lalu mengapa pemerintah menggunakan istilah yang familiar dalam teori konspirasi dan tidak menggunakan istilah yang lain yang lebih sesuai dengan kata “new normal”? 
Normalisasi kondisi Baru, misalnya? 😉

Sekedar opini sekalian untuk latihan menulis, satu kemampuan yang seolah-olah setelah sekian lama menatap file bernama “proposalku” menjadi semakin menumpul…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar